Harga rumah di Indonesia mengalami kenaikan tahunan sebesar 2,8 persen pada Juli 2023 dibandingkan dengan Juli 2022. Di wilayah Jabodetabek, Bogor memimpin dengan kenaikan harga tahunan sebesar 4,7 persen.
Menurut Flash Report Rumah123.com bulan Agustus 2023, Pulau Bali mencatat pertumbuhan popularitas tertinggi dalam pencarian hunian selama bulan Juli.
Dari Juli 2022 hingga Juli 2023, Badung mengalami pertumbuhan popularitas dari -1,5 persen menjadi 1,4 persen, sementara Denpasar tumbuh dari -0,7 persen menjadi 0,9 persen. Pertumbuhan ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan Jakarta Selatan (0,8 persen) dan Bandung (0,7 persen).
Peminat properti di Pulau Dewata didominasi oleh penduduk setempat, khususnya Denpasar sebesar 45 persen. Namun, peminat dari Jakarta juga signifikan, mencapai 19,1 persen. Peminat internasional juga turut berkontribusi sebesar 1,4 persen, terutama dari Australia, Singapura, dan Amerika Serikat.
Firman Pamungkas Putra, Associate Vice President Marketing 99 Group Indonesia, menyatakan bahwa Bali, sebagai destinasi wisata dunia, menarik minat dari berbagai lapisan masyarakat.
Berdasarkan data 99 Group, tipe properti yang paling diminati di Provinsi Bali adalah rumah tapak (70,4 persen), diikuti oleh tanah (16,7 persen), dan ruko (8 persen).
Dibandingkan dengan daerah lain seperti Medan dan Makassar, permintaan terhadap tanah di Bali lebih tinggi, karena dapat dikembangkan untuk properti residensial dan komersial, baik dengan hak pakai ataupun disewakan kembali.
Mayoritas peminat hunian di Bali berusia antara 25-34 tahun (27,1 persen), 35-44 tahun (23,1 persen), dan 45-54 tahun (20,6 persen).
Lima wilayah paling populer di Bali bagi pencari properti adalah Badung (48,2 persen), Denpasar (29,9 persen), Gianyar (13,1 persen), Tabanan (4,7 persen), dan Buleleng (2,6 persen).
Badung, Denpasar, dan Gianyar menjadi favorit wisatawan domestik dan mancanegara, dengan akses yang mudah dari Bandara Internasional Ngurah Rai dan fasilitas publik yang lengkap. Badung juga mencatat yield paling tinggi sebesar 4,9 persen, menjadikannya potensial untuk investasi properti.
Peminat properti di Badung, Denpasar, dan Gianyar umumnya berasal dari kelas menengah hingga menengah atas, dengan preferensi harga properti berkisar antara Rp1 miliar hingga Rp3 miliar. Sementara di Tabanan dan Buleleng, peminatnya lebih cenderung kelas menengah dan menengah-bawah dengan anggaran di bawah Rp400 juta hingga Rp1 miliar.
Firman juga menyebut bahwa selain sebagai destinasi wisata, minat properti di Bali dipengaruhi oleh regulasi yang mendukung kedatangan Warga Negara Asing (WNA). Rencana harmonisasi regulasi terkait Golden Visa diharapkan membawa dampak positif pada investasi properti, tidak hanya di Bali tetapi juga di wilayah lain di Indonesia.
Properti Bali, Popularitas Properti, Investasi Properti