Di Provinsi Bali, rumah tapak menjadi jenis properti yang paling diminati, mencapai 70,4 persen dari total permintaan properti, diikuti oleh tanah sekitar 16,7 persen, dan rumah toko (ruko) sebesar 8 persen. Firman Pamungkas Putra, Associate Vice President Marketing 99 Group Indonesia, menjelaskan bahwa Bali memiliki tingkat permintaan tanah yang tinggi dibandingkan dengan daerah lain seperti Medan dan Makassar, karena potensi untuk mengembangkan properti residensial dan komersial di atas tanah yang bisa disewa kembali atau dijual dengan dasar hak pakai.
Dari segi usia, mayoritas pembeli properti di Bali berusia antara 25-34 tahun (27,1 persen), diikuti oleh usia 35-44 tahun (23,1 persen), dan usia 45-54 tahun (20,6 persen).
Ada lima wilayah paling populer di Bali bagi para pencari properti, dengan Badung menjadi yang paling diminati dengan popularitas sebesar 48,2 persen, diikuti oleh Denpasar dengan 29,9 persen, Gianyar dengan 13,1 persen, Tabanan dengan 4,7 persen, dan Buleleng dengan 2,6 persen.
Firman menjelaskan bahwa Badung, Denpasar, dan Gianyar merupakan destinasi wisata yang populer bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, serta mudah dijangkau dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Ketiga wilayah ini juga dilengkapi dengan fasilitas publik dan pengembangan komersial yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dan aktivitas wisatawan. Popularitas Badung sebagai pusat aktivitas wisata juga menawarkan yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain, mencapai 4,9 persen.
Hal ini menunjukkan potensi investasi properti yang menarik, lebih tinggi daripada kota besar lainnya, termasuk area Jabodetabek.
Properti Bali, Permintaan Properti, Investasi Properti