Sejak penerapan Bebas Karantina dan Visa-on-Arrival (VoA) pada bulan Maret, kedatangan wisatawan mancanegara di Bali meningkat pesat. Sampai 3 April 2022, tercatat sekitar 63 persen WNA dari total 12.028 menggunakan fasilitas VoA dengan Australia menempati urutan pertama sebanyak 21,4 persen. Diketahui juga bahwa seluruh tiket terjual habis dari Australia ke Indonesia, terutama Bali (liputan6). Dengan banyaknya wisatawan yang berlibur ke Bali, maka sektor pariwisata pasti kembali pulih, hotel dan villa kembali menerima tamu, tempat wisata kembali melayani pengunjung, otomatis ekonomi bangkit dan lapangan pekerjaan baru tercipta seluas-luasnya.
Aksesibilitas VoA kini diluaskan lagi dengan adanya penambahan negara yang dapat menggunakan VoA tersebut. Total negara yang dapat menggunakan VoA kini berjumlah 43 negara. Beberapa diantaranya merupakan penyumbang wisatawan paling banyak di Bali pada tahun-tahun sebelumnya, seperti India, Jepang, Korea Selatan, Prancis. Penambahan negara ini tentunya dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah. Kordinasi dan diskusi yang melibatkan kementerian dan lembaga lain, serta pendapat para ahli mengenai kondisi Covid-19 di negara penerima VoA merupakan hal yang wajib dilakukan. Melansir dari travel.kompas.com, Subkoordinator Humas Ditjen Imigrasi, Achmad Nur Saleh mengatakan bahwa wisatawan pengguna VoA tidak hanya pelancong, tetapi juga WNA yang hendak bertemu dengan anggota keluarga, kerabat maupun yang sudah sejak lama berencana menikahi WNI.
Perluasan negara pengguna VoA ini juga dilakukan dalam rangka menyambut KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada bulan November 2022 mendatang. G20 adalah pertemuan ekonomi dan politik dari 20 ekonomi terbesar di dunia, termasuk Uni Eropa. Negara-negara G20 adalah Inggris, AS, China, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Turki. Semua negara ini termasuk dalam program visa on arrival. Menjadi tuan rumah KTT G20 dinilai memiliki manfaat yang signifikan bagi Indonesia di kancah dunia. Hal ini akan berdampak lebih besar terhadap perekonomian nasional dalam beberapa dekade mendatang. Penyelenggara G20 di Bali jelas ingin memastikan bahwa pertemuan itu menawarkan Indonesia kesempatan untuk memamerkan sektor pariwisata dan akomodasinya kepada dunia.
Enam bulan adalah jangka waktu menuju pelaksanaan G20. Sebelum waktu itu tiba, pastikan anda sebagai wisatawan sudah melakukan reservasi. Dengan delegasi, politisi dan tokoh terkenal dari ekonomi terbesar di dunia semua bepergian ke Bali pada saat yang sama, dijamin akan ada gangguan perjalanan di seluruh pulau dan permintaan akomodasi yang sangat tinggi.
Bagi anda para investor, maka inilah waktu yang tepat untuk ada investasi properti di Bali. Prospek pariwisata yang kian meningkat menjadi kesempatan yang baik untuk memiliki properti yang siap disediakan untuk pelancong yang datang ke Bali. Jika anda memiliki aset properti di Bali, anda juga tidak perlu bingung mencari tempat tinggal saat berwisata di pulau Dewata ini. Jadi, tunggu apalagi, ayo miliki properti anda sekarang juga!